BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Secara
umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat
untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama
bagi operasi perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah
mengenal proses penyusunan laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama akun
dan nomor-nomor akun yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Proses akuntansi
diantaranya mulai dengan bukti transaksi, jurnal (jurnal umum dan jurnal
khusus), posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur,
laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal
penutup, neraca saldo setelah pentupan, dan jurnal balik.
Dari
tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva
tetap, kewajiban dan modal. Aktiva tetap terdiri dari dua, yaitu aktiva tetap
berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Dan yang akan dibahas kali ini adalah
Aktiva Tetap Berwujud. Oleh karena itu perlunya untuk mengetahui serta memahami
secara rinci tentang aktiva tetap berwujud. Dengan cara demikian kita mampu
mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap sebuah perusahaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian Aktiva
?
2.
Apa arti penting dari
Aktiva Tetap ?
3.
Apa pengertian Aktiva
Tetap Berwujud ?
4.
Bagaimana
Karakteristik Aktiva Tetap Berwujud ?
5.
Apa saja Jenis Aktiva
Tetap Berwujud ?
6.
Bagaimana Perolehan,
Penyusutan, Pelaporan, Penarikan, Pemberhentian Aktiva Tetap Berwujud ?
7.
Bagaimana Prinsip Penilaian Aktiva Tetap
Berwujud ?
8.
Apa saja Pengeluaran
– Pengeluaran Aktiva Tetap Berwujud ?
9.
Apa
saja Biaya – Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva ?
10. Apa saja Asuransi Aktiva ?
1.3 TUJUAN MAKALAH
1.
Mengetahui pengertian
dari Aktiva sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
2.
Mengetahui arti
penting dari Aktiva Tetap.
3.
Mengetahui pengertian
dari Aktiva Tetap Berwujud
4.
Mengetahui
Karakteristik Aktiva Tetap Berwujud ?
5.
Mengetahui Jenis
Aktiva Tetap Berwujud ?
6.
Mengetahui Perolehan,
Penyusutan, Pelaporan, Penarikan, Pemberhentian Aktiva Tetap Berwujud ?
7.
Mengetahui Prinsip Penilaian Aktiva Tetap
Berwujud ?
8.
Mengetahui Pengeluaran – Pengeluaran Aktiva
Tetap Berwujud ?
9.
Mengetahui
Biaya – Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva ?
10. Mengetahui Asuransi Aktiva ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AKTIVA
Aktiva
adalah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta pengeluaran
yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada
penghasilan yang akan datang. Pengertian aktiva menurut beberapa orang ahli
sebagai berikut :
a.
Menurut Dra. Lanita
Winata, Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber
ekonomi yang dimiliki oleh suatau perusahaan berupa uang, barang dan hak yang
timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan dapat
memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
b.
Menurut Standar
Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan (2002, hal 13, paragraf 49) menjelaskan : “Aktiva ialah Sumber daya
yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”.
Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Aktiva ialah Kekayaan atau
sumber-sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan diharapkan akan
memberi manfaat di masa depan.
2.2 PENGERTIAN AKTIVA
TETAP
Aktiva
Tetap adalah Aktiva Tetap Berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka
panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang
perusahaan dalam mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual
kembali agar diperoleh laba atas penjualan tersebut. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud
dikemukakan oleh beberapa orang ahli sebagai berikut :
a)
Menurut Zaki Baridwan
(1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif
permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam
jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan”.
b)
Menurut Standar
Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap adalah aktiva
tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih
dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun”.
Dari
definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam
operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari
satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya
dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera.
2.3.
PENGERTIAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
Adalah
aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam
kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat
dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif
cukup lama.
Aktiva
Tetap Berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk
seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dapat alat-alat, kendaraan, mebel dan
lain-lain. Dari macam-macam aktiva tetap berwujud tersebut, untuk tujuan
akutansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut :
a) Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah
untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.
b) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah
habis masa penggunaannya bias diganti dengan aktiva yang sejenis.
c) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah
habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis.
2.4 KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP BERWUJUD
1. Tidak untuk dijual kembali
2. Memiliki wujud fisik
3. Memiliki nilai material, harga dari aset cukup
signifikan misalnya seperti : harga tanah, harga mesin, harga bangunan dan lain
sebagainya
4. Memiliki periode manfaat dengan jangka waktu yang
panjang (lebih dari 1 tahun)
5. Dapat memberikan banyak manfaat di masa yang akan
datang
6. Aset dapat dipergunakan secara efektif dalam aktifitas
normal perusahaan (tidak untuk dijual kembali seperti halnya produk, persediaan
dan investasi)
7. Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi
2.5 JENIS AKTIVA
TETAP BERWUJUD
1. Aktiva yang merupakan sumber dari penyusutan atau
depresiasi
Bangunan atau gedung, mesin – mesin produksi, dll
2. Aktiva yang merupakan sumber dari deplesi/penyusutan
Tambang
mineral, mineral deposit, atau sumber alam, dll
3. Aktiva yang tidak mengalami penyusutan atau tidak
mengalami deplesi
Tempat atau tanah
dimana bangunan perusahaan di dirikan, dll
2.6 PEROLEHAN, PENYUSUTAN, PELAPORAN, PENARIKAN AKTIVA
TETAP BERWUJUD
Kekayaan
yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva atau harta ( assets ). Aktiva menunjukan bentuk kekayaan yang dimiliki
perusahaan yang merupalan sumber daya (resources) bagi perusahaan untuk
melakukan usaha. Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan .Laporan
keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Neraca adalah
laporan keuangan yang dapat memberi informasi tentang sumber-sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan sumber pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini
menyajikan posisi keuangan perusahaan yang didalamnya terdiri dari tiga
komponen penting yaitu aktiva, kewajiban dan modal. Aktiva dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap.
Ø
PEROLEHAN
v
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud
Untuk
menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang
menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva
itu siap dipakai harus dikapitalisasi. Karena jenis aktiva itu macam-macam maka
masing-masing jenis mempunyai masalah-masalah khusus, seperti berikut ini :
1. Tanah
Tanah
yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam
rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka
dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri
dari berbagai elemen seperti :
a) Harga beli
b) Komisi pembelian
c) Bea balik nama
d) Biaya penelitian tanah
e) Iuran-iuran (pajak-pajak) selama
tanah belum dipakai
f) Biaya merobohkan bangunan lama
g) Biaya perataan tanah pembersihan dan pembagian
h) Pajak-Pajak yang jadi beban pembelian pada waktu
pembelian
2. Bangunan
Gedung
yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah
dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah :
a) Harga beli
b) Biaya Perbaikan sebelum gedung
itu dipakai
c) Komisi pembelian
d) Bea balik nama
e) Pajak-Pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu
pembelian
3. Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang dimiliki biasa berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat tangan.
Yang
merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah
a) Harga beli
b) Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli
c) Biaya angkut
d) Asuransi selama dalam perjalanan
e) Biaya pemasangan
f) Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan
mesin
4. Pattern dan dies atau Cetakan-Cetakan
Cetakan-cetakan yang dipakai untuk peroduksi dalam
beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasi selam
umur ekonomisnya.
5. Perabotan dan Alat-Alat Kantor
Pembelian atau pembuatan alat-alat harus
dipisahkan-pisahkan untuk fungsi-fungsi produksi, penjulaan dan administrasi,
sehingga depresiasinya dapat dibebankan pada maisng-masing fungsi tersebut.
6. Kendaraan
Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki
juga harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda.
7. Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan
Adalah barang-barang yang dipakai sebagai tempat dari
produk yang dijual.
v
Cara Perolehan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara,
dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan
berikut ini akan dibahas tetang harga perolehan.
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian
tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan.
2. Pembelian secara gabungan
Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh
secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.
3. Perolehan
Melalui Pertukaran
a)
Ditukar dengan Surat-surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau
Obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi
yang digunakan sebagai penukar.
b)
Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara
tukar-menukar atau sering disebut “tukar tambah”. Dimana aktiva lama digunakan
untuk membayar harga aktiva baru ada dua jenis pertukaran yaitu :
1. Pertukaran aktiva tetap yang
tidak sejenis
2. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis
4. Pembelian angsuran
Ada
kalanya aktiva tetap dibeli secara angsuran. Dalam hal demikian kontrak pembelian dapat menyebutkan
bahwa pembayaran akan dilakukan dalam sekian kali angsuran dan terhadap saldo
yang belum dibayar dikenakan bunga. Sebagai contoh perusahaan membeli
tanah dengan harga Rp .50.000.000 dengan 25 kali angsuran bulanan terhadap
saldo yang belum dibayar, dan dikenakan bunga
12% setahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat yaitu :
(D)
Tanah 50.000.000
(K) Hutang angsuran 50.000.000
Pada waktu membayar
angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar dihitung sebagai
berikut:
Angsuran bulanan Rp50.000.000 : 25 = Rp.2.000.000
Bunga selama sebulan yang belum dibayar
1/12 x 12% x Rp.50.000.000 = Rp. 500.000
Jumlah yang harus dibayar Rp.2.500.000
Ayat
jurnal yang perlu dibuat untuk pembayaran ini :
(D)
Hutang angsuran 2.000.000
(D)
Biaya bunga 500.000
(K) Bank 2.500.000
Angsuran kedua
terdiri dari hutang pokok bulanan sebesar Rp 2.000.000 dan sisa hutang Rp
48.000.000. Bunga yang dibebankan 1/12 x 12% x Rp.48.000.000 =
Rp.480.000.Ayat jurnal yang perlu dibuat yaitu :
(D) Hutang
angsuran
2.000.000
(D) Biaya
bunga
480.000
(K)
Bank
2.480.000
proses perhitungan, pembayaran dan pencatatan angsuran seperti tersebut
akan berulang setiap bulan sekali samapai semua hutang angsuran telah dibayar.
5. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi
Aktiva
tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan.
6. Aktiva yang Dibuat sendiri
Perusahaan
mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat
dan perabotan. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi
kapasitas atau pegawai yang masih diam.
Ø
PENYUSUTAN
Semua
jenis aktiva tetap kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya untuk
memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan, ketidak seimbangan
kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan keterbelakangan teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aktiva tetap yang
bersangkutan dan hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan
adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud ini disebut penyusutan (
depreciation). Ayat jurnal yang perlu
dibuat untuk mencatat penyusutan adalah debit biaya penyusutan dan kredit
akumulasi penyusutan. Perkiraan akumulasi penyusutan digunakan
untuk mencatat secara akumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan. Selisih
antara harga perolehan dengan akumulasi penyusutan merupakan bagian dari harga perolehan yang belum disusutkan. Selisih
ini disebut nilai buku
v
Metode Penyusutan
Ada
dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan yaitu nilai
aktiva tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar penyusutan)
dan taksiran manfaat. Dasar penyusutan dapat berupa : harga perolehan dan nilai
buku. Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam
tarif penyusutan dan dapat dihitung dengan rumus :
a.
Metode garis lurus (
Straight line )
Biaya penyusutan
dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang
masa manfaat aktiva tetap.
Biaya
penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
Contoh :
Tarif penyusutan dengan taksiran manfaat 5 tahun , maka tarifnya 100% :
5 = 20 %
harga kendaraan Rp 12.500.000, nilai sisa diperkirakan Rp 1.550.000, maka
biaya penyusutannya = 20% (Rp.12.500.000 – Rp.1550.000) = Rp.2.190.000
Th
|
Harga
Perolehan
|
Biaya
Penyusutan
|
Ak.
Penyusutan
|
Nilai buku
|
1
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.10.310.000
|
2
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.4.380.000
|
Rp. 8.120.000
|
3
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.6.570.000
|
Rp. 5.930.000
|
4
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.8.760.000
|
Rp. 3.740.000
|
5
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.10.950.000
|
Rp. 1.550.000
|
b. Metode saldo menurun ( Declining balance )
Biaya penyusutan akan
merata sepanjang umur aktiva tetap dan biaya penyusutan makin menurun dari
tahun ke tahun selama taksiran masa manfaat dikarenakan semakin tua, kapasitas aktiva dalam memberikan jasanya juga akan
semakin menurun.
Biaya
penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar
penyusutan = Nilai buku awal periode
c. Metode Jam Jasa (service
hours method)
- Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time)
- Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan
dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodic besarnya akan sangat tergantung
pada jam jasa yang terpakai (digunakan). Depresiasi dengan metode ini
dihitung dengan rumus :
Depresiasi/Jam = {(Harga perolehan – Nilai sisa)/Taksiran jam jasa }
Depresiasi = {(Depresiasi/jam) x Jam penggunaan}
d.
Metode jumlah angka
tahun
Akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan metode saldo menurun.
Jumlah penyusutan akan makin menurun dari tahun ke tahun.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
e.
Metode unit produksi
Dalam metode unit
produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat
dihasilkan. Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit
produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian
atau unit unit kegiatan yang lain. Harga
perolehan dikurangi nilai sisa merupakan dasar penyusutan.
Depresiasi dihitung sebagai berikut :
Depresiasi/satuan = {(Harga perolehan – Nilai sisa) /Taksiran hasil produksi}
Depresiasi = (Depresiasi/satuan x satuan hasil produksi)
Depresiasi/satuan = {(Harga perolehan – Nilai sisa) /Taksiran hasil produksi}
Depresiasi = (Depresiasi/satuan x satuan hasil produksi)
Ø
PENILAIAN DAN PELAPORAN
Aktiva
tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan. Tetapi apabila manfaat ekonomi dari suatu aktiva tetap
tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aktiva tersebut dinyatakan sebesar
jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai
kegunaan aktiva tersebut dicatat sebagai kerugian. Dalam laporan keuangan, aktiva
tetap dirinci menurut jenisnya, seperti tanah, gedung,
mesin-mesin, peralatan dan lain-lain.
Contoh penyajian
kelompok aktiva tetap di neraca apabila akumulasi penyusutan dikurangkan secara
keseluruhan adalah sebagai berikut :
Aktiva tetap :
Peralatan kantor Rp. 30.000.000
Peralatan toko Rp.
50.000.000
Kendaraan Rp. 25.000.000
Gedung Rp.105.000.000
Tanah Rp.
20.000.000 +
Rp. 230.000.000
Akumulasi penyusutan ( Rp 52.500.000
)
Total aktiva
tetap,neto
Rp. 177.500.000
Buku Aktiva Tetap
Perkiraan
aktiva tetap dibuku besar perlu dibuatkan rinciannya dalam buku aktiva tetap
(fixed assets subsidiary ledger). Buku tambahan ini merinci aktiva tetap dibuku
besar menurut jenisnya.
Ø
PENARIKAN
1.
Penjualan
Aktiva
tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan
(retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aktiva lain atau
dibuang begitu saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga
macam transaksi tersebut sedikit berbeda, namun yang pasti, nilai buku aktiva yang bersangkutan harus dikeluarkan
dari pembukuan. Hal ini dilakukan
dengan mengkredit harga perolehan dan mendebit akumulasi penyusutannya. Suatu
aktiva tetap tidak boleh dikeluarkan dari pembukuan hanya karena telah habis
disusutkan. Harga perolehan maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap yang telah
habis disusutkan tetap disajikan, walaupun kalau dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.
Apabila
suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal
penjualan. Nilai buku ini kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima.
Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan
aktiva tetap.
2.
Penukaran
Suatu
aktiva tetap yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang
lain. Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva sejenis (misalnya
mobil dengan mobil) atau dapat juga dengan tidak sejenis (misalnya mobil dengan
mesin).
Dalam penukaran
(trade in) aktiva tetap, terlebih dahulu harus
ditentukan nilai tukarnya (trade in allowance). Selisih antara nilai tukar
aktiva lama dengan harga aktiva baru merupakan keuntungan atau kerugian dari
penukaran. Apabila nilai tukar lebih besar dari nilai buku, maka memperoleh
keuntungan dan sebaliknya jika nilai tukar lebih kecil dari nilai buku maka
merupakan kerugian. Ada dua cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva
tetap yaitu :
a)
penukaran aktiva
tidak sejenis, keuntungan dan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.
b)
Untuk penukaran
aktiva sejenis, keuntungan dikurangkan pada harga aktiva baru, sedangkan
kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.
3.
Penghapusan
Kemungkinan
lain bagi aktiva yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan. Ini terjadi
kalau aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva belum
disusutkan penuh, maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian
sebesar nilai buku. Seperti halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap
kerugian karena penghapusan aktiva juga dilaporkan sebagai biaya lain-lain. Adakalanya
penghapusan aktiva tetap dilakukan karena kejadian – kejadian yang tidak
diharapkan seperti kebakaran.
Untuk
menggambarkan kejadian ini, anggaplah bahwa mobil
yang dibeli pada tanggal 2 januari 199 AA dengan harga Rp. 10.000.000, pada
tanggal 1 Juli 199 B mengalami tabrakan berat dan tidak dapat dipakai lagi. Ganti
rugi yang diterima dari perusahaan asuransi adalah Rp. 8.000.000.
Ayat
jurnal yang sesuai yaitu :
1. (D) Biaya penyusutan Rp.
1.000.000
(K) Akumulasi penyusutan Rp. 1.000.000
2. (D) Akumulasi penyusutan Rp. 7.000.000
(D) Kerugaian karena penghapusan a.t Rp. 3.000.000
(K) Kendaraan Rp.
10.000.000
3. (D)
Piutang klaim asuransi Rp.
8.000.000
(K) Pendapatan
klaim asuransi Rp. 8.000.000
Ayat
jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari
199 A sampai dengan 1 Juli 199 B yang belum dicatat. Ayat jurnal (2) mencatat
penghapusan aktiva tetap, sedang ayat jurnal
(3) mencatat klaim asuransi yang akan diterima.
Ø
PEMBERHENTIAN AKTIVA
Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara
dijual, ditukarkan, maupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan
dari pemakian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut
dihapuskan.
2.7 PRINSIP PENILAIAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
Adalah
jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
digunakan.
PSAK No. 16 menyatakan:
“Suatu benda
berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan
dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya
perolehan”
2.8 PENGELUARAN PENGELUARAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
1)
Pengeluaran modal (capital expenditure)
Adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu
manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi.
Pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva
(dikapitalisasi).
2)
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu
manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh
karena itu pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening biaya
2.9 BIAYA – BIAYA SELAMA MASA PENGGUNAAN
AKTIVA
Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha
perusahaan akan memerlukan pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar
dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat
dikelompokan menjadi :
1. Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya
kecil jika reparasinya bisa dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar.
Reparasi besar biasanya terjadi setelah beberapa tahan, sehingga dapat
dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa
periode. Oleh karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya
sebagai biaya dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat.
2. Penggantian
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva
atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama.
3. Perbaikan
Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru
untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar.
4. Penambahan
Adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu
aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan ruang parker dan lain-lain.
5. Penyusunan
Kembali aktiva tetap
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali
aktiva atau perubahan route produksi atau untuk mengurangi biaya produksi, jika
jumlahnya cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih
dari satu periode akuntansi maka harus di kapitalisasi.
2.10 ASURANSI AKTIVA
Ø
Asuransi Kebakaran
Perusaahan biasanya mengasuransikan harta benda
terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena kebakaran. Perjanjian asuransi
ini dinyatakan dalam polis. Perusahan asuransi akan mengganti kerugian dalam
hal adanya kebakaran, maksimum sebesar jumlah pertanggungan yang dinyatakan
dalam polis.
v
Pencatatan Asuransi Kebakaran
Apabila
terjadi kebakaran atas harta yang diasuransikan maka langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengadakan pencatatan akuntansinya adalah sebagai berikut :
1)
Menyusun kembali catatan-catatan yang terbakar
2)
Menyesuaikan buku-buku agar dapat menunjukkan keadaan
yang sebenarnya pada saat kejadiannya kebakaran
3)
Menentukan nilai buku
aktiva yang terbakar
4)
Membebankan nilai
buku aktiva yang terbakar dan biaya-biaya yang timbul pada saat kebakaran, ke rekening kerugian
kebakaran
5)
Menetukan jumlah yang diterima dari perusahaan
asuransi
6)
Rekening kerugian kebakaran dikredit dengan jumlah ini
dan jumlah yang diterima dari penjualan aktiva yang terbakar.
Menutup saldo rekening kerugian
ke rekening laba rugi. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran.
Ø
Asuransi Bersama
Syarat asuransi bersama adalah syarat menyatakan bahwa
apabila harta benda diasuransikan (dipertanggung jawabkan) dengan jumlah yang
lebih rendah dari pada suatu persentase tertentu dari pasar benda tersebut pada
saat terjadinya kebakaran, maka perusahan yang mempertanggungkan akan memikul
kerugian karena kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan
persentase tertentu dari harga pasar harta tersebut
Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan
asuransi adalah yang paling rendah dari jumlah berikut :
a. Jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang
dihitung dengan cara
asuransi bersama
b. Jumlah pertanggungan
dalam polis
c. Jumlah kerugian yang
sebenarnya
Ø
Polis Gabungan
Apabila
perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis, maka polis itu
akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva-aktiva
tersebut pada saat terjadinya kebakaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah kita mengupas beberapa masalah seputar aktiva
tetap, dapat disimpulkan bahwa
Aktiva
tetap adalah aktiva yang jangka waktu pemakaiannya lama digunakan dalam
kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal
perusahaan serta nilainya cukup besar. Aktiva ini digolongkan menjadi aktiva
tetap berwujud (tangible fixed assets ) dan aktiva tidak berwujud ( intangible
assets ). Tidak ada criteria standar mengenai jangka waktu pemakaian minimal
untuk membedakan aktiva tetap dengan aktiva lainnya. Walaupun demikian, pemakaian
lebih dari satu tahun, pada umumnya
digunakan sebagai pedoman. Kriteria lain adalah aktiva tersebut harus dipakai
dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual kembali. Hanya aktiva yang
nilainya tinggi saja yang biasanya dikelompokan sebagai aktiva tetap.
aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif
permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Seperti, mesin, peralatan,
tanah, dan lain-lain.
3.2 SARAN
Setelah disusunnya makalah
mengenai Aktiva
Tetap
Berwujud,
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah Teori Akuntansi.
Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak
dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al.
Haryono.1993. Dasar-Dasar Akuntansi 2. Edisi
4. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.
Hendriksen, S.
Eldon.,dan Nugroho W. Teori Akuntansi. Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.
Tuanakotta, M.
Theodorus. Teori Akuntansi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
PSAK No. 19 Aktiva
Tak Berwujud.pdf
ED-PSAK No. 19 Revisi
2009 Aset Tidak Berwujud.pdf
AKUNTANSI.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar